Cerita Suma’ani yang Mundur dari PKH usai Ceritanya Viral

Infokedirilagi.web.id - Rupanya, ada alasan khusus yang membuat dia awalnya kukuh tak mau mundur. Rumah berwarna krem berukuran 4x7 meter di Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso menjadi perbicangan dunia maya selama beberapa hari terakhir. Gara-gara label bertuliskan «Keluarga prasejahtera penerima PKH ya !!! kami berhak menerima bantuan» itu dirasa kontras dengan kondisi rumah perempuan berusia 37 tahun itu. Rumah Suma’ani sudah berlantai keramik.
Demikian juga dindingnya yang mulus. Belum lagi, dia juga memiliki mobil Toyota Avanza yang diparkir di tepi jalan di pekarangan depan rumah saudaranya. Beragam komentar muncul dalam setiap unggahan dengan foto-foto perempuan yang Selasa lalu berkaus biru itu. Sekitar pukul 09.30, bertandang ke rumah ibu dua anak itu.
Berbeda dengan bayangan awal, rumah perempuan berambut lurus itu nyelempit di gang kecil. Meski demikian, orang akan mudah mencari rumah Suma’ani setelah melihat mobil Toyota Avanza yang diparkir di tepi jalan dekat rumahnya. Demikian pula saat ditanya tentang PKH yang didapatnya. Sebab, sudah banyak orang yang melakukan hal serupa.
Alasannya, orang-orang yang menggunjingkannya di dunia maya itu tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya. Termasuk alasan kenapa dia tetap kukuh mempertahankan bantuan PKH meski rumahnya yang dianggap bagus itu telah diberi label miskin. Kala itu, dia tinggal di rumah hasil warisan dari orang tua suaminya bersama dua anaknya. Rumah dengan dua kamar tidur itu belum berlantai keramik.
Dengan kondisi ekonomi yang terpuruk, Anik, sapaan akrab perempuan berambut lurus itu, mendapat undangan ke balai desa. Tambahan sembako yang kerap dia terima adalah telur satu kilogram, bawang merah, ayam seberat 0,5 kilogram dan beras 10 kilogram. Suaminya yang dulu hanya sebagai kuli bangunan, sekarang sudah menjadi tukang. Rumahnya yang dulu biasa-biasa saja mulai ditata.
Selain memasang keramik di lantai, perabotan rumah tangganya juga bertambah. Tidak hanya alat-alat elektronik, ada juga tambahan mesin cuci yang diletakan di teras rumahnya. Bahkan, mereka juga membeli mobil yang digunakan untuk menambah penghasilan keluarganya. Melihat kondisi ekonomi keluarga yang membaik, dia sempat berpikir untuk mengajukan pengunduran dirinya dari PKH.
Tetapi, niat baik itu diurungkan setelah kerap mendapat sindiran yang tidak enak dari pendamping PKH. Alasannya, Anik menganggap perbuatan yang dilakukannya tak melanggar hukum. Dia menganggap masalah yang terjadi antara pendamping PKH dengan Keluarga Penerima Manfaat Anik hanya miss komunikasi dan kedepannya tidak perlu terjadi lagi.
Sumber: Radar Kediri