Ibu yang Jadi Korban Perampokan di Surowono

Infokedirilagi.web.id - Aksi kawanan perampok di Dusun Surowono, Desa Canggu, Badas memang brutal. Winarsih yang sendirian di rumah disekap. Tangan diikat dan mulutnya dilakban. Meski trauma, ibu dua anak ini tabah.
Kediaman Winarsih di Dusun Surowono, Desa Canggu, Kecamatan Badas siang itu (29/5) terlihat sepi. Pintu rumah bercat hijau muda dan dikelilingi pagar hitam tersebut tertutup rapat.
Suasananya tampak senyap. Apalagi sejak ada kejadian perampokan pada Rabu malam (27/5), sekitar pukul 20.30. “Tidak ada orang di dalam Mbak. Bu Winarsih ke rumah anaknya,” ujar seorang tetangga yang tinggal di samping rumah.
Pria tetangga Winarsih itu lalu mengatakan bahwa penghuni rumah sedang berada di rumah Risa Syafrotul, 23, anaknya. Winarsih yang menikah dengan Mat Hadi, 54, memang memiliki dua anak.
Risa adalah anak kedua. Anaknya sulungnya bernama Novarina, 25. Keduanya sudah berumah tangga sendiri. Mereka tinggal di Dusun Nepen, Desa Canggu. Tak jauh dengan rumah orang tuanya.
Wartawan koran ini lantas menuju ke sana. Tak sampai lima menit perjalanan sudah tiba. Rumah Risa bercat krem. Sekitar 10 meter masuk ke gang dari jalan raya.
Di sana paras Winarsih masih waswas. Terkesan masih ada trauma di raut mukanya. Bahkan perempuan 44 tahun ini sempat menolak dan merasa ketakutan bertemu orang yang tak dikenalnya. Termasuk ketika media ini akan menemuinya.
“Wes ngaliho. Aku emoh kok temoni (sudah pergi saja. Aku tidak mau bertemu),” lontar ibu dua anak ini agak berteriak dengan suara keras.
Winarsih yang semula duduk di ruang tamu bersama anak dan suami, kemudian bergegas masuk ke kamar. Terdengar ia terisak. Winarsih menangis di dalam. Anak dan saudaranya berusaha untuk menenangkannya.
Winarsih tak kuasa menceritakan kejahatan yang menimpanyaAda rasa ketakutan teramat dalam. Dia terus menangis. Bahkan pingsan. Akhirnya, Mat Hadi, sang suami, yang menemui koran ini mengajak kembali ke rumahnya di Surowono. Itu agar istrinya lebih tenang.
Hadi lalu menjelaskan kronologi sebenarnya. “Saat itu saya pulang dari sawah. Saya lihat pagar samping terbuka. Langsung saya lari ke dalam dan lihat istri sudah pingsan,” paparnya.
Sebelum kejadian, Hadi sejatinya memiliki firasat buruk akhir-akhir ini. Sehingga ia minta Risa untuk menginap di rumah. “Kebetulan saya orangnya yang nggak penakut bila dibandingkan kakak saya. Jadi bapak menyuruh nginep,” ujar Risa.
Apalagi, sudah kali ketiga rumah orang tuanya disatroni pencuri. Ketiga percobaan pencurian tersebut selalu gagal. Pasalnya, terburu diketahui pemilik rumah. Namun, pelaku berhasil lolos.
Sampai akhirnya, pada Rabu malam Hadi mengairi sawahnya. Jarak sawah itu sekitar 200 meter dari rumah. Sebelum itu, sekitar pukul 20.15 dia sempat berpesan pada Risa agar menjaga ibunya.
Namun, ketika itu Risa menyempatkan pulang. Pasalnya, sang anak minta diunduhkan game di gawainya. Di rumah Risa memang terpasang wifi. “Saya kira download game cuma sebentar Mbak. Pas pergi pun saya pamit dengan suara keras,” ungkapnya.
Itu agar terdengar tetangga. Apesnya, selang beberapa menit Risa pergi, pelaku perampokan beraksi. Diduga pelaku telah menyanggong rumah Winarsih dan mengamati gerak-gerik penghuninya.
Makanya, begitu berhasil masuk rumah, pelaku leluasa mengobrak-abrik barang berharga di dalamnya. Saat kejadian tersebut, Ana, tetangga Winarsih, yang berada di kamar mandi belakang sempat mendengar suara pagar samping rumah dibuka.
Namun, ia mengira yang membuka pagar adalah Risa. Sementara, Hadi yang baru pulang dari sawah bergegas masuk rumahnya. Itu setelah mengetahui pagarnya terbuka. Dia segara mengecek. Sontak Hadi terkejut mendapati istrinya tergeletak di lantai depan kamar. Mulutnya dilakban serta kedua tangan terikat kawat.
“Melihat keadaan istri seperti itu langsung saya lepas lakbannya. Saya lalu keluar rumah. Memberitahu ke poskamling,” urainya.
Jarak pos itu sekitar 100 meter. Hadi menepukkan kedua tangan agar tak membuat heboh warga. Itu agar pelaku tak kabur jauh. Akibat kejahatan ini, Hadi pun melapor ke Polsek Pare.
Dia mengulangi keterangan istrinya bahwa rumah dimasuki tiga laki-laki. Mereka memukul kepala sang istri. Winarsih tak langsung pingsan. Namun pandangannya kabur dan pusing. Saat tak berdaya, Winarsih digelandang dan ditakut-takuti.
Perampok mengancam membunuh jika tak memberitahu tempat uang dan perhiasan. Karena takut, Winarsih menunjukkan perhiasan emas di kamar serta uang Rp 2 juta. Saat perampok mengambilnya, seketika Winarsih tak sadarkan diri.
Sumber: https://radarkediri.jawapos.com/